Sejarah Sosial Media (Dari Gutenberg Sampai Internet) - Free eBook

Berbagi Ilmu adalah tempat download e-book free tanpa ribet downloadnya, sekali klik e-book sudah terdownload tanpa melewati iklan-iklan seperti website penyedia e-book lainnya. Support kami dengan cara share ke teman-teman kalian. Terimakasih, semoga bermanfaat. Salam Literasi.

Sejarah Sosial Media (Dari Gutenberg Sampai Internet) - Free eBook

Dalam buku Sejarah Sosial Media dari Gutenberg Sampai Internet, karya bersama Asa Briggs dan Peter Burke, dikutip tulisan Vivian Sobchack, seorang pengarang Amerika. Kutipan itu berbunyi, 'Televisi, kaset video, pemutar/rekaman video tape, video games dan personal computer (PC) semuanya membentuk sebuah sistem elektronik menyeluruh yang berbagai macam bentuk' interface'nya merupakan sebuah dunia alternatif dan absolut yang secara unik memasukkan penonton/pengguna dalam sebuah ruang yang tidak terpusat bersifat sementara dan wujudnya semu."

Tidak mudah memahami kalimat panjang itu. Namun kita semua tahu bahkan mengalami pengalaman itu. Kita hidup dalam dunia elektornik yang semakin canggih. Informasi dan komunikasi lewat beragam media itu berikut beragam tontonan dan hiburannya menyertai kita sepanjang hari. Kita asyik, namun sekali-kali juga merasa terganggu dan bertanya, apa makna dan pengaruh konvergensi semua media itu.

Buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh A. Rahman Zainuddin dan diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia menjawab serba pertanyaan itu. Juga menjelaskan makna hadirnya multimedia disertai sejarahnya. Sejarah panjang sejak ditemukannya mesin cetak yang memulai periode Gutenberg sampai zaman kini, zaman Internet.

Seperti pendapat Prof. Anthony Smith dari Magdalen College, Universitas Oxford, buku ini sangat komprehensif. Sebuah ensiklopedi yang disertai deskripsi historis berikut analisis yang mengalir. Tentang buku, surat kabar, majalah, juga radio, kita tahu. Kita bisa mengikutinya. Perihal media elektronik yang serentak menjadi digital, kita harus lari pontang-panting untuk mencoba memahaminya. Padahal sementara itu, kita, tua-muda, anak-anak, bukan saja memakainya, tetapi seakan-akan diserbu dan didukung untuk menggunakannya. Namun bagaimana kita, apalagi anak-anak bisa memakainya secara berguna, bisa benar-benar menggunakannya, jika kita tidak mempunyai pengetahuan dan pemahaman elementer yang memadai.

Terngiang lagi ungkapan Marshall McLuhan, ilmuwan yang mendalami media itu perihal bahwa "the medium is the message", alat yang kita pakai untuk menyampaikan pesan adalah makna pesan itu. Artinya, sampainya pesan sampai ke alamatnya dipengaruhi oleh sosok dan pembawaan medium yang digunakannya.

Perihal media elektronik dengan beragam perkembangan teknologinya yang semakin canggih, kebanyakan kita belum memahaminya. Kebanyakan kita terbawa hanyut, meskipun dengan sistem kontrol berjarak—remote controle—pemirsa mempunyai alat yang praktis untuk melakukan pilihan. Pilihan atas program.

Macam apakah arti "dunia maya" yang dibangun oleh media elektronik, macam apakah "virtual reality" itu? Kita lebih mudah menangkap dan mengalami, di depan televisi kita nonton. Nonton masing-masing, namun sekalipun terpisah, juga nonton bersama. Tontonan di panggung terbuka televisi itu hidup, warna-warni disertai fokus-fokus, dan semua itu meninggalkan bekas impresi.

Apa pula makna konvergensi yang menyertai hadir dan tumbuhnya multimedia. Lebih dulu kita tahu, munculnya media (medium) susul-menyusul. Mesin cetak Gutenberg membuat karya tulis berkembang sebagai kreativitas dan karya yang terbuka, populer. Memicu perkembangan ilmu pengetahuan  serta pendidikan rakyat banyak. Film dan radio memperkaya budaya baca.

Maka muncullah pendapat, munculnya media baru tidak mengenyahkan media sebelumnya. Tetapi saling melengkapi. Apakah masih berlaku pengalaman dan pendapat itu dengan revolusi teknologi informasi yang mutakhir yakni media elektronik, komputer, dan segala macam anak-pinaknya. Muncul berbagai pendapat. Kesimpulan sementara bisa dirumuskan, saling melengkapi dari beragam media masa lalu. Kini berkembang sebagai konvergensi dari beragam multimedia. Konvergensi juga diberi arti sebagai saling mengisi, memanfaatkan kelebihan masing-masing media. Namun kesannya, tidaklah semantap dulu, kepercayaan dan kepastian menghadapi munculnya multimedia dewasa ini.

Kelebihan buku ini juga pendekatannya yang mencakup. Hal itu dinyatakan dalam judul buku ini, Sejarah Sosial Media Dari Gutenberg sampai Internet, dan dari kupasannya yang mencerminkan judulnya. Lagipula, media sepanjang riwayatnya dengan media apa pun, menurut buku ini terikat pada yang disebut sebagai "trinitas", yakni tritunggal dari peran informasi, edukasi dan entertaintment, hiburan.

Namun kita tetap gamang, karena pengalaman menunjukkan "the medium is the message, teknologi dan cara menyampaikan pesan membentuk pesan itu sendiri.


*Jika anda menilai eBook ini keren, jangan lupa untuk membeli eBook aslinya atau versi cetak yang asli sebagai bentuk support/dukungan pada penulis dan penerbitnya untuk bertahan hidup.
LihatTutupKomentar
Cancel